Memburu Ratu Suku Lix (21)

(Foto: Dylan Coker)


Novel: Ratu Suku Lix



Tahun 2017

Bab Sebelumnya:



Wors melepaskan Energi Tempur pamungkasnya, Kharisma Singa Lapar. Sinar hijau berbentuk bayangan kepala singa raksasa tidak dapat dihindari oleh Haxi. Tubuh indah itu terhempas dahsyat menghantam tembok hingga menjebol tembok depan.


Wors yang sudah bangkit, berlari kencang mengejar tubuh Haxi. Lari itu membuat bumi bergetar karena jejakan sepatu besinya. Seiring itu, dua kapak Wors melesat berputar cepat mengincar Haxi yang belum bangun.

Haxi memilih melesat lurus ke angkasa laksana roket manusia. Namun, ....

Brezz!

Sebelum tinggi mengangkasa, Wors kembali melepaskan serangan Kharisma Singa Lapar. Haxi kembali terkena bayangan kepala singa raksasa yang melesat cepat. Tubuh Haxi terpental jauh tidak terkontrol di udara.

Haxi jatuh menghilang di balik bangunan-bangunan pabrik. Namun, Haxi tidak sampai menghantam bumi, ia bisa mengendalikan jatuh tubuhnya, sehingga sebelum menyentuh beton jalanan, tubuhnya telah melesat terbang rendah seperti pesawat tanpa sayap. Tubuh Haxi melesat cepat di antara bangunan-bangunan pabrik yang berjajar.

Karena Haxi telah hilang dari pandangannya, Wors beralih kepada para polisi yang sedang dilanda kondisi mencekam.

Wors melesatkan satu kapak besarnya ke arah satu mobil polisi. Beberapa polisi yang berlindung di sana buru-buru berlari menjauh.

Blarr!

Mobil polisi itu meledak ketika dihantam kapak besar tersebut. Kapak itu kembali melesat balik kepada tuannya.

“Pergi kalian!” teriak Wors mengusir para polisi tersebut.

Tidak ada tembakan perlawanan yang dilepaskan oleh seorang pun anggota polisi. Sebab, menurut komandan mereka, percuma menembak seorang Harzai yang kebal terhadap peluru biasa.

Kompol Sucitra Dewi akhirnya memerintahkan pasukannya untuk masuk ke mobil dan menjauh. Mobil-mobil itu pun bergerak menjauh dari pabrik yang sudah hancur oleh pertarungan.

West!

Bak bababaks ...!

Tiba-tiba dari balik bangunan gedung melesat terbang cepat dan menikung yang langsung mengarah pada Wors. Makluk menyeramkan itu hanya bisa terkejut. Sebelum sempat berbuat apa-apa, lima sinar hijau samar berbentuk telapak tangan telah menghantam beruntun dadanya, hingga baju besi tebal itu pecah di bagian depan.

Selanjutnya, tiba-tiba sosok Wors diam terpatung dalam bungkusan balok es besar. Wors telah dilumpuhkan menggunakan Energi Tempur Segel Es milik Haxi.

Meski belum mati, tapi Wors tidak bisa berbuat apa-apa di dalam balok es tersebut.

Prakr!

Sinar hijau menyilaukan berbentuk telapak tangan menghantam balok es besar itu sehingga hancur berkeping-keping, termasuk tubuh Wors. Seketika potongan-potongan tubuh Wors yang hancur berubah menjadi potongan-potongan tubuh Dhoni Sardi.

“Ak!”

Haxi dikejutkan pekikan tertahan seorang perempuan. Haxi memandang ke arah tumpukan kardus di sudut bangunan pabrik.

“Keluar!” perintah Haxi.

Keluarlah seorang gadis seraya menangis ketakutan. Ia tidak lain adalah sekretaris kantor pabrik itu. Sejak peristiwa pertarungan Harzai bernama Dho Gho, ia sudah bersembunyi di tempat itu. Ia menjerit karena satu potongan tangan Dhoni jatuh di dekat kakinya.

“Am ... ampun, jangan bunuh saya! Jangan bunuh!” ucap gadis itu dengan gemetaran, wajahnya benar-benar menunjukkan ketakutan.

“Di mana anakku yang ditangkap?” tanya Haxi.

“Di ... di ... di rumah sakit.”

“Pergi!” perintah Haxi.

Gadis itu buru-buru lari terbirit-birit keluar dari pabrik.

Sementara Haxi mendekati satu potongan tubuh Dhoni. Ia memungut sebuah permata sebesar telunjuk berwarna merah. Itu adalah Permata Harzai milik Wors. Setelah memungutnya, Haxi memasukkan begitu saja ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya.

Selanjutnya, Haxi melesat terbang meninggalkan tempat itu melalui atap pabrik yang telah jebol menganga lebar.

Melihat Haxi terbang pergi, Marli Sisilia yang menunggu di tempat yang agak jauh dari lokasi segera mengejar bersama motornya.

Setelah menjauh, polisi kembali mendekat ke lokasi setelah pertarungan diyakini telah selesai.

Namun, tanpa sepengetahuan Haxi dan Marli, seorang Harzai mampu mengikuti pelarian Haxi. (RH)



Berlanjut: Selamatkan Alice (22)

1 komentar: