"Aku Cinta Alice" (24)


Tahun 2017

Bab Sebelumnya:



Brak!

“Akh!” pekik Alice dan Bi Aniyah bersamaan, ketika mobil mereka terguncang keras dan sempat sejenak hilang kendali.

Seketika mereka melihat ke belakang. Sebuah truk merah mendekat merapat dan ....

Brak!

Truk merah menabrak belakang mobil Alice untuk kedua kalinya, membuat Alice dan Bi Aniyah kembali menjerit ketakutan. Bi Aniyah kembali menangis ketakutan. Alice bekerja keras untuk mengendalikan laju mobilnya tetap normal.

Allahuakbar!” teriak Afrizal kembali murka.

Brizzr!

Kembali Afrizal berubah wujud menjadi Harzai Dho Gho. Hal itu membuat Alice dan Bi Aniyah terkejut bukan alang kepalang. Bi Aniyah langsung jatuh pingsan. Alice menjerit nyaring. Ia hilang kendali hingga mobilnya melaju zig-zag dan menyenggol pengendara sepeda motor hingga terjatuh.

Alice benar-benar syok melihat perubahan Afrizal, tapi ia harus sadar bahwa stir mobil ada di tangannya. Afrizal tidak peduli dengan keterkejutan Alice. Tangan Dho Gho cepat menjebol kap mobil dan merobek-robeknya seperti mengoyak lembaran karton saja, hingga terciptalah lubang besar.

Afrizal naik ke atap mobil, lalu melompat tinggi ke arah belakang mobil. Alice cepat memantau melaui kaca spion tindakan tidak masuk akal Afrizal yang berubah wujud.

“Aaa!” pekik dua lelaki pengemudi truk merah.

Bruakrs!

Belum selesai jeritannya, dua kaki Dho Gho sudah mendarat di kepala truk hingga langsung penyok di tempat, seperti mainan pelastik yang diinjak. Truk langsung berhenti melaju dengan ekor mengangkat ke atas dan patah dari sambungan kepalanya. Kejadian mencengangkan di jalan raya umum itu sangat mengejutkan masyarakat sekitar dan pengguna jalan lainnya.

Dho Gho berlari secepat sepeda motor mengejar mobil Alice. Alice justru tancap gas, seolah ingin meninggalkan Dho Gho. Dho Gho akhirnya memilih melompat jauh ke depan, melewati posisi mobil Alice.

Jleg!

Dho Gho mendarat 100 meter menghadang mobil Alice.

Ciiit!

Alice terpaksa injak rem dalam-dalam. Moncong mobilnya tepat berhenti beberapa meter di depan kaki Dho Gho. Harzai itu segera masuk ke dalam mobil dan duduk di sisi Alice. Di dalam, Dho Gho kembali berubah ke wujud Afrizal.

“Ayo jalan!” perintah Afrizal.

Alice pun kembali mengemudi, kali ini terdengar isak tangisnya.

“Kenapa menangis?” tanya Afrizal.

“Bagaimana saya tidak ketakutan jika yang duduk di sebelah saya adalah monster?” jawab Alice yang benar-benar ketakutan.

“Itu takdir Allah,” jawab Afrizal.

“Bohong!” tuding Alice. “Saya juga pernah belajar agama, Zal. Tidak ada takdir Tuhan yang bisa berubah-ubah seperti babi ngepet!”

“Saya tidak sehina itu, Alice. Ini semua terjadi karena batu permata yang saya temukan dan sekarang bersarang di lengan kanan saya,” kata Afrizal lalu menarik ke atas kain lengan kanan bajunya, memperlihatkan  Permata Harzai berwarna biru bening dan bersinar redup.

Alice melihat itu, tetapi sebagai sesuatu yang aneh. Ia tetap ketakutan terhadap Afrizal.

“Banyak orang yang berkeliaran seperti saya di dunia ini dengan kekuatan yang tidak bisa dibayangkan,” kata Afrizal. “Karena bisanya saya berubah wujud seperti ini, saya dituduh menganut ilmu sesat oleh pesantren, sehingga saya diusir.”

“Apa yang menjamin bahwa kamu bukan monster jahat yang tidak akan membunuh saya juga?” tanya Alice.

“Cinta.”

Mendelik Alice mendengar jawaban Afrizal, tapi ia tidak mengerti sepenuhnya.

“Saya cinta kamu, Alice!” tandas Afrizal.

Seketika Alice terdiam dengan bola mata berkaca-kaca oleh air mata. Ia mematung. Mobil dibiarkannya melesat lurus di jalan yang lancar.

“Awas!” seru Afrial cepat.

Terkejut Alice saat tanpa sadar mobilnya keluar jalur dan masuk ke jalur berlawanan menghadang laju mobil dari arah depan. Klakson mobil dari arah depan memekik panjang sambil mengerem kencang. Buru-buru Alice banting setir menghindari tabrakan.

Brakr!

Berhasil lolos dari tabrakan depan, mobil Alice justru diseruduk kencang dari belakang oleh sebuah mobil truk tanah pasir. Mobil sedan silver Alice terpental bergulingan lalu terseret dalam posisi terbalik.

Drakr!

Gerak mobil sedan silver itu berhenti setelah menabrak tiang listrik. Mobil itu pun diam.

“Alice! Alice!” panggil Afrizal dalam kondisi kepala berlumuran darah.

Sementara Bi Aniyah, kepalanya berlumuran darah lebih banyak dan tubuhnya terjepit oleh pintu yang penyok parah.

“Bi Aniyah?!” panggil Afrizal sambil memeriksa tanda kehidupan wanita itu. “Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun!

“Zal,” sebut Alice begitu lirih dengan kondisi kaki terjepit. Darah pun mengucur dari kepala karena menghantam keras kaca depan mobill yang telah hancur. Matanya terpejam dan wajahnya mengerenyit menahan sakit.

Dengan tenaga yang lemah, Afrizal mencoba mendobrak pintu mobil yang juga ringsek. Namun, tidak berhasil. Terpaksa Afrizal kembali menggunakan jasa Dho Gho. Dengan sosok Dho Gho, mudah bagi Afrizal melepas pintu mobil. Dho Gho keluar dan cepat mencopot pintu di sisi Alice. Ringsekan mobil yang menjepit kaki Alice ditekan hingga kaki itu bebas. Kaki Alice luka parah di bagian paha dan betis kanan.

Dho Gho segera mengangkat keluar tubuh Alice yang terus merintih antara sadar dan tidak sadar. Sejenak Dho Gho memandang sekitar. Ternyata jalan raya itu telah macet total. Tidak ada yang berani menolong, apa lagi ketika sejumlah warga melihat Afrizal berubah wujud.

Akhirnya Dho Gho memutuskan berlari dengan membawa tubuh Alice yang kondisinya kritis. Bahkan Dho Gho harus berlari di atas kap-kap deretan mobil yang macet, hingga kap-kap itu penyok dan mengejutkan orang di dalamnya.

Usai keluar dari kemacetan, Dho Gho berlari laksana kecepatan sepeda motor, mengejutkan para pengguna jalan.

“Alice, kamu jangan mati!” ucap Dho Gho. Lalu doanya, “Ya Allah, jangan ambil nyawanya dalam kondisi saat ini, saya mencintainya, ya Allah!”

Bdak!

Tiba-tiba dari arah samping, melesat satu benda besar dan begitu mengejutkan Dho Gho. Benda besar yang melesat di udara itu tidak lain adalah sebuah sepeda motor. Dho Gho tidak sanggup mengelak. Terpaksa tubuh Alice ia lepaskan sebelum motor itu menghantamnya.

Alice jatuh keras ke jalan beraspal. Sementara Dho Gho terpental hebat menghantam tembok sebuah toko hingga jebol ke dalam. (RH)

Berlanjut: Bu Polisi Nan Cantik (25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar