Serangan Tanpa Ampun (14)

Ilustrasi: Mafia New York City. (Gambar: NYC Gangster Mob Tour)

Novel: Ratu Suku Lix


Tahun 2017

Bab Sebelumnya:




“Aaa...!”


Jeritan yang berasal dari luar di pinggir jalan, membuat kedua gadis itu terdiam menyimak dan memandang ke arah luar. Seiring itu, satu suara mesin mobil terdengar keras datang mendekat.


Brakr! 

Jenderal Perang VI Suku Lix (13)


Ilustrasi: bakso enak.
Novel: Ratu Suku Lix

Tahun 2017

Bab Sebelumnya:



Marli Sisilia benar-benar serius mendengarkan cerita Hilwa Fadia, wanita cantik dan dewasa di depannya. Sampai-sampai baksonya masih bertahan separuh mangkok.
Hilwa yang berusia 32 tahun tapi masih gadis itu berhenti sejenak dari ceritanya. Disedotnya es kelapa di gelasnya. Setelah itu, ia kembali melanjutkan kisahnya.

Hukuman Pancung Sha Gho (12)


Ilutrasi (Gambar: Devian Art)
Novel: Ratu Suku Lix

Tahun 2017

Bab Sebelumnya:

 
 
Ribuan rakyat Suku Barf dari Dinasti Thordho terus berteriak serentak dan berulang-ulang. Semuanya berdiri dari duduknya di atas tribun yang berbentuk huruf “U”. Mereka begitu semangat dan berapi-api dalam mendukung keputusan yang telah ditetapkan Raja Suku Barf.
“Pancung! Pancung! Pancung!”
Itulah kata yang terus diteriakkan oleh penduduk Suku Barf yang memadati tribun rakyat.

Emosi Sang Ratu (11)

Ilustrasi: Kim So-eun (Foto: ProfilBos.com)
Novel: Ratu Suku Lix

Tahun 2017

Bab Sebelumnya:

 
Marli memelankan motor barunya ketika mulai memasuki area parkiran gedung Gelora Merdeka. Sepi, tidak ada satpam penjaga yang bertugas. Kondisi itu dinilai aneh. Setahu Marli, gedung seperti ini seharusnya ada keamanan, karena gedung ini sering disewa untuk kegiatan olahraga. Beberapa lampu terang menerangi di beberapa sudut.

Harzai Yang Tersudut (10)

Ilustrasi: karakter Auron di Final Fantasy X. (Gambar: Wikia.com)

Novel: Ratu Suku Lix

Tahun 2017

Bab Sebelumnya:

 

Zerzzz!
Tiba-tiba dari bawah telapak kaki Garda menjalar sinar merah dan menyelimuti seluruh tubuh lelaki itu. Seiring itu, sosok berselimut sinar merah itu melompat menerjang dada Afrizal.
Buk!
“Hukh!” keluh Afrizal seiring tubuhnya terjengkang keras dan terhenti di pinggir kolam.