Karakter anime D.va. |
Oleh Rudi Hendrik
Tahun 2017
Bab Sebelumnya:
Shehree melesat sangat cepat, memantul-mantul tidak karuan.
Shehree melesat ke tembok bangunan, lalu melesat lagi ke tembok lain dan terus
melesat ke atas mobil yang berhenti dan sudah tanpa penumpang, bahkan melesat
terus ke balik tembok bangunan dan ke belakang deretan mobil. Lalu tahu-tahu
muncul di atas bangunan rumah sakit, kemudian melesat lagi seperti kilat
berwarna biru.
Wind jadi tidak bisa menebak arah Shehree. Wind justru
dibuat bingung. Wind harus melihat ke kanan, ke kiri, bahkan ke belakang.
Dadadak ...!
Sungguh mengejutkan bagi semua yang menonton pertarungan
fantasi itu. Wind yang kehilangan sosok Shehree, hanya pasrah saat serangan
Shehree datang dari atas, tepat di atas kepala.
Sebelas jejakan beruntun menghantam puncak kepala Wind.
Begitu cepat. Dan cepat pula aspal pijakan Wind pecah dan hancur berantakan.
Lalu tubuh cantik Wind dipaksa masuk ke dalam bumi. Hingga tubuh Wind tenggelam
tidak terlihat.
Adapun Shehree naik kembali ke angkasa, begitu tinggi,
hingga orang-orang tidak bisa melihat keberadaan gadis mungil biru itu.
Mati terkubur dengan tulang-tulang berpatahan atau kepala
remuk dan leher patah, itulah dugaan banyak penonton terhadap nasib Wind.
“Masih hidup!” seru beberapa warga terkejut tidak percaya.
Dari dalam lubang keluar dua tangan kuning yang kotor oleh
tanah. Lalu menyusul kepala cantik berambut kuning pendek.
Wezzz!
“Awas!” teriak seseorang lelaki begitu terkejut sambil
menunjuk ke langit.
Seiring itu, suara desisan menyeramkan muncul dari langit
bersama segaris sinar biru berekor. Sinar biru itu melesat sangat cepat dari
langit jatuh lurus ke bumi. Ternyata target jatuhnya adalah posisi Wind.
Wind yang tahu itu serangan Energi Tempur yang berbahaya,
cepat melompat menghindar dari titik berdirinya.
Boom! Buggs!
Energi Tempur Shehree yang bernama Lompatan Pantul Langit
itu menghantam aspal kosong hingga hancur hebat beradius sepuluh meter dan
menimbulkan gempa lokal. Namun, ternyata hantaman itu tidak langsung berhenti,
karena langsung memantul menghantam punggung Wind.
Broakrs!
Wind yang tidak bisa mengelaki kecepatan sekilat itu,
terlempar dahsyat menghancurkan dua mobil sekaligus.
Wind yang bangkit dengan mulut telah berdarah, cepat
menyentuhkan telunjuknya ke tanah saat Shehree kembali siap melesat.
Bersamaan saat Shehree melesat kepada Wind, alam sekitar
tiba-tiba berubah menjadi taman penuh gelembung-gelembung sabun raksasa.
Seiring itu, Wind menghilang dan Shehree hanya menabrak segelembung balon sabun
besar yang pecah. Namun, Shehree telah mendapat dugaan yang kuat. Karenanya,
saat serangannya gagal, tangan kanannya langsung mengibas melepaskan Energi
Tempur Pedang Biru.
Sets! Sress!
“Akk!”
Meski tidak bisa melihat keberadaan Wind, tapi keyakinan
terkaan dan insting Shehree membuat kibasan sinar biru melengkungnya terdengar
mengenai sasaran.
Hasilnya, alam gelembung sabun hilang seketika di mata
Shehree dan sinar biru Energi Tempur Pedang Biru ternyata mengenai tubuh Wind
yang menghindar. Tubuh berpakaian kuning itu bergulingan di jalan aspal dan
terhenti di pinggiran lubang.
Shehree melambung ke udara tinggi dengan putaran seperti
yoyo biru lalu menukik turun kepada tubuh Wind. Namun, tubuh Shehree tidak menghantam,
tapi berhenti berdiri dengan kaki kanan menginjak dada atas Wind.
Hal itu membuat Haxi yang diam menyaksikan pertarungan itu
jadi mendelik.
“Apa yang kau lakukan, Panglima?!” teriak Haxi. “Dapatkan
Permata Harzainya!”
Shehree menengok memandang kepada Haxi. Ia hanya tersenyum.
“Saya bukan Harzai pemburu, Ratu!” jawab Shehree.
Shehree lalu beralih kepada Wind, jelmaan si ibu polisi.
“Bagaimana, apakah masih perlu dilanjutkan, Bu?” tanya
Shehree.
“Saya kalah,” kata Wind.
“Saya tidak akan membunuh seorang penegak hukum,” kata
Shehree sambil singkirkan kakinya dari tubuh Wind. Ia justru ulurkan tangan
kepada Wind.
Wind sejenak menatap Shehree yang tersenyum. Ia sambut
tangan Shehree yang kemudian menariknya untuk berdiri.
“Akan saya ingat selalu pertarungan ini,” kata Wind.
Bruakrs!
Tiba-tiba suara ribut tercipta dari salah satu belakang sisi
kemacetan. Cukup jauh di ujung jalan yang padat oleh kendaraan macet, terlihat
sebuah mobil terpental ke atas lalu jatuh kembali menimpa kendaraan yang lain.
“Aaa ...!”
Warga yang awalnya agak jauh dari pusat pertarungan, jadi
dibuat panik dengan menjerit dan berteriakan. Tampak sejumlah orang yang
awalnya memilih bertahan di dalam kendaraannya, bergerak berhamburan keluar.
Motor-motor pun ditinggalkan begitu saja.
Haxi, Shehree dan Wind memandang serius ke arah sumber
kekacauan baru. Apakah yang terjadi? (RH)
Berlanjut: Trakko VS Dho Gho (28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar